Friday, February 8, 2008

Syech Siti Jenar dan Pemahaman Ttg Manunggaling Kawula Gusti

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=271187

Manunggaling kawula gusti (MKG).

Ajaran ini banyak ditentang karena Tuhan dan manusia adalah hal yang berbeda. Tuhan yang mencipta sedangkan manusia yang diciptakan. Jadi antara yang menciptakan dan yang diciptakan tidak bisa bersatu.

Kalo logikanya orang awam : manusia menciptakan mobil ya brarti mobil dan manusia memang berbeda. Manusia mengambil bahan baku untuk membuat mobil diluar dirinya. nah kalau Tuhan menciptakan manusia. Apakah ia juga mengambil bahan baku diluar diri-Nya?

Ada beberapa martir sufi yang mengakui ajaran ini misalnya syeh siti jenar dgn slogannya "Tiada Tuhan Melainkan Aku". Atau Al Hallaj yang mengatakan "Ana Al Haqq". Bahkan ada hadist nabi yang menceritakan bahwa nabi Muhammad sendiri pernah mengatakan "Ana Ahmad bi la mim" (Ahad) artinya ya Nabi seakan-akan bilang dirinya Tuhan. istilah2 tersebut jelas menandakan bahwa Tuhan ada di dalam diri mereka. Bahkan di Quran pun dikatakan bahwa Allah itu lebih dekat daripada urat leher kita.

Bagi mereka yang mampu melakukan zikir hingga mencapai tahan "fana" maka biasanya ia akan mengalami "mahzub". Namun mahzub tidak mesti dalam keadaan fana. Mahzub bisa terjadi dalam keadaan sadar. Manusia yang mengalami mahzub biasanya akan mengatakan "Subhani" (Maha Suci Aku) dan istilah2 lain yang "meniadakan" dirinya sendiri sehingga memunculkan Tuhan dalam dirinya.

Bagi orang awam yang mendengar istilah2 diatas tentu akan mengatakan orang itu sesat karena ngaku Tuhan. Bisa2 dihukum mati ntar hehehe

Di kristen juga ada konsep Trinitas. Ini mirip sekali dengan manunggaling kawula gusti. Yesus pernah berkata "aku didalam Bapa dan Bapa didalam aku".
Ajaran MKG mengajarkan bahwa ada 3 unsur yang menyatu yaitu :
1. Sukma Kawekas (Nur Illahi)
2. Sukma Sejati (Nur Muhammad)
3. Nur Insan

Nah bagaimana menurut kalian, setujukah dengan ajaran ini. Apakah yang bersatu itu secara Dzat ataukah menyatu dalam sisi Asma dan Af'al-Nya saja? Kalau bersatu secara asma dan af'al berarti tidak menyatu ke Dzat-Nya melainkan hanya sampai pencapaian sifat-sifat Tuhan saja. Nabi pernah mengatakan : "berbudipekertilah kalian sebagaimana budipekerti Tuhan".

No comments: